Badan Pusat Statistik (BPS) tak henti-hentinya berupaya untuk menghasilkan data yang bekualitas. Komitmen tersebut tidak hanya terucap secara lisan saja, tetapi memang terbukti pada saat melakukan pengumpulan data dari responden. Tidak hanya melakukan pengumpulan data, kinerja BPS saat ini secara mandiri melakukan penilaian kinerja. Dengan demikian kualitas BPS dapat terukur dengan jelas dari waktu ke waktu.
Baca selengkapnya di Kompasiana
Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) merupakan survei khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan. Pengumpulan data ketenagakerjaan melalui SAKERNAS mempunyai tiga tujuan utama. Ketiga tujuan tersebut adalah untuk mengetahui: Kesempatan kerja, dan kaitannya dengan pendidikan, jumlah jam kerja, jenis pekerjaan, lapangan pekerjaan dan status pekerjaan; Pengangguran dan setengah pengangguran; serta Penduduk yang tercakup dalam kategori bukan angkatan kerja yaitu, mereka yang sekolah, mengurus rumah tangga dan melakukan kegiatan lainnya. Pelaksanaan Sakernas pada tahun 2017 dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus.
Pendekatan teori ketenagakerjaan yang digunakan dalam Sakernas. Sejak tahun 1984 menggunakan Konsep Baku Angkatan Kerja (Standard Labour Force Concept) yang tertuang dalamInternational Conference of Labour Statisticians (ICLS) ke-13 tahun 1982. Pada tahun 2013, International Labour Organization (ILO) menyelenggarakan ICLS ke-19 yang menghasilkan beberapa pengembangan konsep definisi variabel-variabel ketenagakerjaan, serta menyesuaikan konsep aktivitas produktif (yang dalam ICLS ke-19 disebut dengan Work) dengan batasan produksi yang mengacu pada SystemNational Account (SNA) 2008. Mulai tahun 2016, kuesioner Sakernas sudah mengadopsi 2 konsep baku ketenagakerjaan dari ICLS ke-13 dan ICLS ke-19 meskipun konsep ICLS ke-19 belum diakomodir secara utuh. Pada Sakernas 2017 dilakukan penyempurnaan kembali penerapan konsep ICLS ke-19 mencakup penyempurnaan alur pertanyaan dan penambahan beberapa pertanyaan dalam kuesioner.